IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan suspensi dan pencabutan suspensi atas perdagangan tiga saham mulai hari ini, Jumat (7/2/2025).
Bursa memutuskan menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM) dan Waran Seri I PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM-W).
Suspensi saham GRPM tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, sedangkan GRPM-W dilakukan di Seluruh Pasar.
"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham GRPM, dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara GRPM dan GRPM-W pada 7 Februari 2025," tulis pengumuman BEI, Kamis (6/2/2025).
Tujuan suspensi ini adalah untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham GRPM dan GRPM-W.
Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.
Saham GRPM ditutup naik signifikan 9,89 persen ke Rp100 pada perdagangan Kamis kemarin. Saham emiten distributor Coca-Cola di Indonesia itu sudah melesat 33,33 persen dalam sepekan, dan melambung 96,08 persen dalam sebulan.
Suspensi Saham MLPT-SMDM Dibuka
Bersamaan dengan informasi tersebut, BEI memutuskan membuka suspensi perdagangan saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) dan PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM).
Gembok saham keduanya dibuka di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I pada 7 Februari 2025.
Saham MLPT dan SMDM dikunci pada perdagangan Kamis (6/2) karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
Berdasarkan data Bursa, saham SMDM menembus auto reject atas (ARA) dalam tiga hari beruntun setelah proses tender offer oleh emiten grup Sinarmas PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) rampung.
BSDE menuntaskan penawaran tender wajib terhadap SMDM setelah resmi mengakuisisi 91,99 persen sahamnya. Dalam sepekan, saham SMDM sudah menguat 100 persen dan melesat 121,36 persen dalam tiga bulan.
Sementara itu, saham MLPT juga mengalami ARA dalam tiga perdagangan beruntun pada periode 3-5 Februari 2025. Masing-masing naik 19,94 persen ke Rp21.800, sebesar 19,95 persen ke Rp26.150, dan 19,98 persen ke Rp31.375.
Sepekan terakhir, MLPT mengakumulasi kenaikan 80,32 peren dan dalam tiga bulan melonjak 103,07 persen.
Kenaikan saham MLPT diduga mengikuti pergerakan Lippo Group lain, yang dipicu oleh penjualan saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) melalui anak usahanya, PT Megapratama Karya Persada (MKP).
(Fiki Ariyanti)