sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham Grup Bakrie Ngebut, DEWA Melonjak Belasan Persen

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
22/09/2025 12:10 WIB
Saham-saham emiten yang terafiliasi dengan Grup Bakrie, yang juga sebagian dimiliki Grup Salim, kembali jadi pusat perhatian.
Saham Grup Bakrie Ngebut, DEWA Melonjak Belasan Persen. (Foto: Darma Henwa)
Saham Grup Bakrie Ngebut, DEWA Melonjak Belasan Persen. (Foto: Darma Henwa)

IDXChannel – Saham-saham emiten yang terafiliasi dengan Grup Bakrie, yang juga sebagian dimiliki Grup Salim, kembali jadi pusat perhatian. Pada perdagangan Senin (22/9/2025), pergerakannya kompak melonjak dan mengerek optimisme investor.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.58 WIB, saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melejit 13,08 persen ke level Rp242 per unit.

DEWA dinilai masih memiliki ruang kenaikan harga saham meski telah reli signifikan sejak awal tahun. Dalam riset terbarunya pada 26 Juli 2025, Stockbit Sekuritas menilai prospek kinerja DEWA tetap positif berkat transformasi bisnis dan potensi tambahan kontrak dari grup afiliasinya.

Analis Stockbit memperkirakan laba bersih DEWA dapat tumbuh rata-rata 216 persen per tahun (CAGR) pada periode 2024–2028. Perubahan model bisnis ke eksekusi in-house dinilai menjadi pendorong utama lonjakan kinerja tersebut.

Meski harga saham DEWA telah naik lebih dari 100 persen sejak awal 2025, analis menilai potensi kenaikan masih terbuka. Penilaian ini merujuk pada kinerja PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) — perusahaan afiliasi DEWA — yang sahamnya diperdagangkan pada valuasi premium berdasarkan proyeksi laba bersih 2–3 tahun mendatang.

Dengan mempertimbangkan potensi kinerja 2–3 tahun ke depan, Stockbit Sekuritas memperkirakan DEWA dapat diperdagangkan hingga Rp270 per saham, setara dengan 6,7 kali P/E 2028F.

Sementara, Mandiri Sekuritas, dalam riset pada 19 Agustus 2025, memulai peliputan atas saham DEWA dengan target harga Rp300 per unit berbasis metode discounted cash flow (DCF).

Setelah bertahun-tahun bergulat dengan kinerja yang kurang optimal, Mandiri Sekuritas menilai, DEWA kini tengah menjalani transformasi besar. Perusahaan tambang ini melakukan konversi utang menjadi ekuitas untuk meningkatkan fleksibilitas keuangan, sekaligus fokus pada perbaikan margin usaha.

Mandiri Sekuritas menilai langkah tersebut akan membawa DEWA pada prospek kinerja yang lebih solid. Upaya perbaikan margin diyakini bakal berujung pada pertumbuhan laba dan arus kas yang lebih kuat di masa mendatang.

Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga melompat 6,35 persen, sedangkan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mendaki 5,26 persen.

Sebelumnya, Sucor Sekuritas turut mengulas BUMI. Sebagai produsen batu bara terbesar di Indonesia, BUMI tetap solid dengan target produksi 80 juta ton per tahun dari KPC dan Arutmin.

Reformasi struktur royalti Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) menjadi katalis margin baru—tarif turun dari 28 persen ke 19 persen—yang meningkatkan efisiensi secara struktural.

Sucor memproyeksikan laba bersih BUMI rebound 14 persen menjadi USD72 juta pada 2026 seiring stabilnya harga batu bara, turunnya biaya bahan bakar, dan penuh manfaat dari skema royalti baru.

Sementara itu, langkah diversifikasi mencakup akuisisi tambang emas di Australia dan konsesi bauksit yang akan dikembangkan menjadi smelter alumina senilai USD1,5 miliar.

Saham Bakrie lainnya, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) naik 1,79 persen.

Berbeda, saham BRMS mengalami aksi ambil untung, merosot 5,38 persen.

Sebelumnya, saham BRMS terbang 17,12 persen saat pre-closing perdagangan Jumat pekan lalu setelah emiten tambang emas tersebut resmi masuk dalam daftar konstituen VanEck Gold Miners ETF (GDX). (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement