Keduanya menyuntik modal KFC sebesar Rp80 miliar di tengah kondisi keuangan perseroan yang mengalami defisiensi modal. Aksi korporasi tersebut dilakukan di harga bawah sekaligus berdampak pada kenaikan porsi saham milik pengendali.
Porsi saham PT Gelael Pratama meningkat menjadi 41,18 persen. Sementara Anthoni Salim yang memiliki saham FAST lewat PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET) meningkat menjadi 37,51 persen. Saham publik (free float) terdilusi 11,37 persen.
Kedua, perseroan juga meraih restu pemegang saham untuk menjual saham hasil pembelian kembali (buyback) alias saham treasuri. Persetujuan tersebut terkait rencana penjualan saham treasuri di bawah harga beli.
"Menyetujui rencana direksi perseroan untuk melaksanakan transaksi pengalihan saham," katanya.
Dalam laporan keuangan FAST, hingga 31 Maret 2025, perseroan tercatat memiliki 3,2 juta saham treasuri. Jumlah tersebut setara 0,08 persen saham dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan.