"Di sebuah perusahaan terbuka dengan valuasi sekitar Rp70-80 miliar, terjadi penjualan sebesar 64 miliar. Adanya transaksi yang lebih besar dari market cap (valuasi) itu sudah 200 persen sesuatu yang salah atau nggak benar. Udah bukan red flag lagi--black flag ini," ujar Douglas kepada IDXChannel.com, Selasa (25/2).
Ia juga menyoroti pola transaksi saham MENN di pasar.
Douglas menjelaskan, saham beredar ada 1,43 miliar. Pada Selasa, broker EP—yang digunakan pemegang saham pengendali (PSP) saat akuisisi—menjual 1 miliar saham di harga ARA.
“Itu artinya dia menjual 69 persen dari total saham beredar. Ini udah bukan pertanyaan lagi, ini sudah pasti PSP baru yang menjual,” ujarnya.
Artinya, kata Douglas, tidak ada itikad baik dari pemilik baru perusahaan ini. “Semoga BEI/pihak berwenang bisa menindaklanjuti ini,” tutur Douglas.
Douglas juga mengingatkan investor ritel agar lebih berhati-hati dalam menyikapi aksi akuisisi atau backdoor listing.