Dengan kata lain, jika antrean jual (ask) masih dominan di semua sesi, maka kemungkinan ARB bisa terus terjadi hingga tekanan jual mereda.
Di papan pemantauan khusus, likuiditas cenderung lebih rendah karena perdagangan hanya dilakukan dalam beberapa kali lelang (bukan terus-menerus). Ini bisa membuat harga lebih sulit pulih cepat, terutama jika kepercayaan investor menurun.
Sebelumnya, bursa dua kali melakukan suspensi (penghentian sementara perdagangan) PACK sepanjang bulan ini PACK, yakni 12 Juni 2025 dan 17 Juni 2025 hingga 30 Juni 2025.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh baru-baru ini menjelaskan, PACK melakukan backdoor listing melalui PT Eco Energi Perkasa yang terafiliasi dengan CNGR, perusahaan asal China, yang memproduksi komponen baterai litium, beberapa di antaranya digunakan dalam mobil.
Menurutnya, rumor yang beredar menyebut CNGR bakal membawa aset besar sekitar USD10 miliar atau setara Rp160 triliun. “Sementara saat ini, market cap dari PACK hanya sebesar Rp6,5 triliun. Maka, logikanya, jika proses ini terjadi, PACK tidak berada di angka saat ini,” katanya, Rabu (11/6/2025) lalu.