PANI sebelumnya telah menggelar dua kali rights issue dan dua kali private placement dalam tiga tahun terakhir. Dana hasil aksi korporasi itu menembus Rp23,6 triliun yang mana mayoritas dipakai untuk mengakuisisi landbank.
"Saat ini, sekitar 1.345 ha merupakan lahan siap jual. Ini masih jauh di bawah dari lahan PIK 2 sebesar 6.000 ha. Dalam rencana induk, pengembangan akan dilakukan hingga PIK 11 dengan total area 35.000 ha. Kami optimistisk bahwa perusahaan akan terus menggelar aksi korporasi untuk membeli landbank," kata Ryan.
Ryan juga menyoroti kemampuan perusahaan dalam memasarkan proyek raksasa ini. Perusahaan ini ditenagai agen marketing yang berpengalaman dan terlatih dan pembangunan amenities berhasil menarik para pengunjung.
"Semua ini berdampak kuat pada penjualan karena empat klaster telah habis terjual (SOHO Manhattan, SOHO Wallstreet, Rukan Asia Afrika, dan Rukan Milenial). Kami memprediksi marketing sales 2024-2026 menyentuh Rp5,5-Rp7,3 triliun dengan pertumbuhan berkelanjutan 15 persen," katanya.
Sementara itu, Analis Trimegah Sekuritas, Kharel Devin Fielim menilai, harga saham PANI yang melesat 200 persen sejak awal tahun dengan kapitalisasi pasar di atas Rp300 triliun masih memiliki potensi kenaikan leih lanjut.