Berdasarkan penjelasan periset Trimegah, pada pertengahan 2023, sekitar 60% armada Wintermar yang dikenakan kontrak tarif rendah LT (long term/jangka panjang) telah habis masa berlakunya, dan sisanya akan berakhir secara bertahap selama sekitar 18 bulan ke depan. Oleh karena itu, kata Trimegah, terbuka pula posisi penetapan ulang harga kontrak kapal yang lebih tinggi.
Selain itu, menurut Trimegah, sekitar 48% dari kontrak yang dimiliki WINS berasal dari pasar luar negeri dan "kami mengantisipasi porsi ini akan terus tumbuh sejalan dengan tingginya tingkat OSV di kawasan ini.”
“Kami mengantisipasi bahwa kekurangan pasokan OSV akan terus berlanjut selama beberapa tahun ke depan,” demikian tulis riset Trimegah, dikutip IDXChannel, Senin (11/9).
Pada gilirannya, hal tersebut akan menjadi katalis positif untuk saham WINS.
Saham PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) juga melejit 7,04 persen ke Rp76 per saham. Hanya saja, nilai transaksi saham BBRM tergolong minim, hanya Rp281,82 juta.
BBRM bergerak dalam bidang penyewaan kapal penunjang lepas pantai bagi industri minyak dan gas bumi serta kapal Self Propelled Barge untuk menunjang industri batu bara.