RATU didirikan pada 16 Oktober 2006 dan saat ini memiliki investasi di dua blok migas, yakni Blok Cepu melalui perusahaan asosiasinya (PJUC) yang memiliki participating interest sebesar 2,24 persen.
Blok kedua adalah Blok Jabung, yang dikelola melalui anak usahanya yang notabene berhasil mengakuisisi participating interest sebesar 8 persen. Dengan investasi pada dua blok migas tersebut RATU berpotensi mengembangkan bisnis sekaligus turut serta berpartisipasi dalam pemenuhan energi nasional.
Pada Blok Cepu, terdapat proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) yang diperkirakan memiliki tambahan minyak sebesar 42,92 MMBO lewat pengeboran tujuh sumur. Saat ini Banyu Urip berkontribusi sebesar 25 persen pada produksi migas nasional.
Sementara produksi Blok Jabung pada Januari-Juni 2024 rata-rata mencapai 52.000 BOEPD dan memiliki cadangan migas sebesar 292 MMBOE. Hal ini menempatkan RATU dalam posisi strategis untuk mendukung target produksi gas 12 BSCF pada 2030 yang dicanangkan pemerintah.
Melansir Ajaib Sekuritas (6/3), dari segi fundamentalnya, RATU mencatatkan kinerja positif pada 30 Juni 2024. Dengan pertumbuhan pendapatan bersih mencapai 142,78 persen, net profit margin 26,60 persen, ROA mencapai 14,69 persen, dan ROE mencapai 35,61 persen.