Pada penutupan kemarin, saham SIDO berada di level Rp595 per saham. Dengan demikian, dividend yield-nya sekitar 3,5 persen atau 6,5 persen jika ditotal seluruh dividen dengan asumsi harga terakhir.
Jelang penutupan, SIDO juga mengumumkan capaian kinerja keuangan kuartal I-2025. Laba bersih SIDO di tiga bulan pertama anjlok 40 persen dari Rp390 miliar menjadi Rp233 miliar.
Penurunan kinerja bottom line tersebut seiring penjualan SIDO yang turun hingga 25 persen menjadi Rp789 miliar. Laba bruto turun 34 persen menjadi Rp412 miliar dengan margin yang juga turun dari 59 persen menjadi 52 persen.
Penjualan SIDO tertekan dari segmen jamu herbal dan suplemen yang mencakup Tolak Angin hingga Kuku Bima yang turun 42 persen menjadi Rp363 miliar.
Sementara itu, segmen makanan dan minuman seperti Susu Jahe dan Alang Sari naik tipis 1,5 persen menjadi Rp402 miliar meski tak mampu mengompensasi laju penurunan segmen jamu herbal. Porsi segmen tersebut bahkan mengungguli segmen jamu herbal yang selama ini menopang pendapatan SIDO.
(Rahmat Fiansyah)