BYD, produsen kendaraan listrik asal China, akan menempati lahan seluas 108 hektare di Tahap 2 Subang Smartpolitan. Tak hanya itu, BYD juga telah mengakuisisi tambahan lahan di fase yang sama untuk mendukung ekspansi operasionalnya.
Sebelumnya, Subang Smartpolitan telah menyambut tenant pertamanya, PT Sanwa Musen Indonesia, produsen komponen elektronik asal Jepang yang beroperasi di lahan seluas 2 hektare. Di lokasi yang berdekatan, PT Kids Play Indonesia, perusahaan asal China, tengah membangun fasilitas manufaktur seluas 10 hektare dengan total investasi USD60 juta atau sekitar Rp982 miliar.
Ciptadana Sekuritas Asia mencatat, daya tarik kawasan ini terus meningkat, terutama berkat infrastruktur yang berkembang pesat serta biaya tenaga kerja yang lebih kompetitif dibanding kawasan industri lainnya. SSIA menargetkan penjualan lahan mencapai 137 hektare pada 2025, setelah sebelumnya mencatatkan 178 hektare pada 2024. Dari target tersebut, sekitar 120 hektare diharapkan berasal dari Subang Smartpolitan.
Dalam kunjungan ke lokasi, Ciptadana Sekuritas menilai pengembangan infrastruktur di kawasan ini berjalan baik, mencakup pembangunan jalan, jaringan utilitas bawah tanah, serta fasilitas pengolahan air. Kendati demikian, akses logistik masih menjadi tantangan utama. Namun, proyek Jalan Tol Akses Patimban yang sedang berjalan diyakini akan menjadi katalis positif. Jalan tol sepanjang 37,05 km itu ditargetkan beroperasi pada kuartal I-2026.
Setelah tol ini rampung, waktu tempuh dari Subang Smartpolitan ke Pelabuhan Patimban diperkirakan hanya sekitar satu jam, jauh lebih singkat dibanding waktu tempuh saat ini yang mencapai 90 hingga 120 menit. Konektivitas ini diperkirakan akan meningkatkan efisiensi logistik kawasan, sekaligus memberikan keunggulan kompetitif dibanding kawasan industri lain seperti Karawang, yang saat ini membutuhkan waktu sekitar empat jam untuk mengakses Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara.