Dari sentimen dalam negeri, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali mengkritik kebijakan fiskal dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebelumnya hingga moneter dari Bank Indonesia (BI) yang berkontribusi terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Perlambatan disebabkan oleh besarnya dana pemerintah yang berasal dari penerimaan negara hanya diendapkan di bank sentral, nilainya pernah menyentuh Rp800 triliun.
Minimnya uang yang beredar beberapa waktu belakangan membuat otoritas fiskal maupun moneter berdosa, karena memicu kecilnya pertumbuhan ekonomi. Khususnya, saat pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Adapun BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen yoy dari kuartal II-2024. Pada kuartal sebelumnya yakni kuartal I-2025, pertumbuhan lebih kecil yakni 4,87 persen yoy.