Meskipun begitu, gangguan diperkirakan dapat datang baik dari sisi global seperti kembalinya Trump sebagai Presiden AS maupun dari dalam negeri, di mana investor juga terus mencermati eksekusi kebijakan dari kabinet yang baru.
Pergerakan mata uang juga sangat penting untuk pasar saham. Dari sisi valuasi, Indonesia masih diperdagangkan pada valuasi yang menarik sebesar 12,1x PE 2025, yang masih lebih murah dibandingkan dengan peers negara maju seperti AS dan Jepang serta peers negara berkembang seperti India dan Malaysia.
Dalam hal aliran modal, Schroders Indonesia menyebut pasar Indonesia masih memiliki potensi untuk mendapatkan manfaat dari sentimen lemah terhadap China karena Presiden terpilih Trump, di mana Trump disebut-sebut akan tetap bersikap keras terhadap China di saat ekonominya masih berjuang untuk pulih.
Oleh karena itu, di pasar negara Asia berkembang, India bersama dengan negara-negara ASEAN seperti Indonesia akan menjadi fokus utama bagi investor saham global. Meskipun mulai terlihat tren pembalikan pertumbuhan PDB dan laba bersih India, yang jika terus berlanjut, maka pasar negara berkembang ASEAN termasuk Indonesia kemungkinan akan menarik perhatian investor saham global.