Walau dirasa merugi, ia berharap ada gebrakan baru dari pihak manajemen dan ada efisiensi modal, beban pokok pendapatan. Hal ini tidak akan menutup kemungkinan untuk meraih profit dari analisa laba ruginya.
Dilihat dari prospektus BliBli, 70% dipakai untuk membayar hutang ke bank. Ini dirasa akan menimbulkan respon negatif dari para investor. Sebab sebagai investor yang membantu keuangan perusahaan merasa seperti membayar hutangnya.
“Dilihat dari IPO sebesar Rp5 triliun, Rp2,75 triliun buat dibayarkan ke bank BCA dan setengahnya lagi Rp2,75 triliun ke bank BTN. Ini hampir 70% dari dana yang didapatkan dari IPO Rp8 triliun, Rp5,5 triliun untuk bayar hutang,” lanjutnya.
Ia juga merasa bahwa belum ada langkah expansif dari manajemen Bli Bli, sehingga ia merasa kurang disitu. Walau begitu, ada grup besar di belakang BliBli, grup Jarum. Hal ini berpotensi untuk mendongkrak kinerjanya.
Lalu ada emiten OMED, yang bergerak pada bidang kesehatan yang menunjang alat kesehatan sekali pakai. Menurut Kokocuan lagi ia merasa OMED listing di waktu yang kurang tepat. Dilihat dari laporan laba ruginya, omset mereka mengalami penurunan sekitar 50% tahun ini.