Adapun liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp2,58 triliun dan ekuitas sebesar Rp1,58 triliun. Hingga akhir 2023 perseroan menargetkan laba bersih sebesar Rp700 hingga Rp800 miliar. Sementara, untuk pendapatan perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp6 triliun.
Saat ini terdapat tiga kontrak baru yang berada dalam pipeline perseroan. Melalui tiga kontrak tersebut, perseroan juga menargetkan peningkatan produksi nikel menjadi 15 juta wet metric ton (wmt) hingga akhir tahun ini, naik dari realisasi produksi akhir tahun lalu yang sebesar 9 juta wmt.
Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan produksi nikel ke depannya, sehingga pendapatan akan didominasi oleh segmen pertambangan nikel.
Perseroan pun optimistis hal itu akan tercapai karena industri pertambangan nikel masih memiliki prospek yang cerah jika dibandingkan dengan komoditas lainnya.
(DES)