Kenaikan inflasi, sambungnya, memberikan dampak negatif bagi sektor barang konsumen non primer terutama dengan pangsa pasar menengah ke bawah (middle to low income).
Sementara itu, terdepresiasinya nilai tukar Rupiah dan lonjakan komoditas pangan di 2022 membuat COGS dan total expense mengalami kenaikan, sehingga menekan kinerja bottom line emiten di sektor barang konsumen primer.
"Prospek sektor barang konsumsi di 2023, baik primer maupun non primer memiliki katalis yang sebagian besar positif. Misalnya, dalam waktu dekat saat bulan puasa dan menjelang lebaran secara historis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami peningkatan," paparnya.
"Data tersebut mencerminkan konsumsi masyarakat menguat ditambah mobilitas yang saat ini sudah dapat dikatakan kembali normal," lanjut Ratih.
Angka inflasi yang mulai terkendali, diakuinya, turut menopang daya beli masyarakat. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan berada di level 2-4% pada semester II 2023.