Menurutnya, emas diperkirakan tetap menjadi aset unggulan, dengan harga yang berpotensi bertahan di atas USD4.000 per ons, ditopang ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, permintaan bank sentral global yang terus meningkat, serta pemulihan arus masuk Exchange-Traded Fund (ETF).
“Emas menjadi aset yang paling defensif dan atraktif tahun depan, sementara batu bara tetap solid dari sisi arus kas dan nikel menghadapi proses penyesuaian pasar yang panjang,” kata dia.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diproyeksikan mendapat manfaat dari harga emas yang tetap tinggi.
Untuk batu bara, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dinilai solid berkat arus kas kuat dan penguatan hilirisasi, termasuk proyek aluminium hijau ADMR.