Berdasarkan proyeksi Mirae Asset, ekonomi nasional diperkirakan tumbuh 5,3 persen pada 2026 dan 5,4 persen pada 2027, dengan inflasi stabil di kisaran 2,5 persen. Nilai tukar rupiah juga diproyeksikan menguat menuju Rp16.500 per USD pada akhir 2026, seiring melemahnya indeks DXY dan membaiknya koordinasi kebijakan fiskal moneter.
Rully menyebut, kondisi global pada 2026 akan ditandai oleh perlambatan ekonomi China, meningkatnya proteksionisme Amerika Serikat, serta berlanjutnya siklus pemangkasan suku bunga di negara maju.
Meski demikian, Indonesia dinilai tetap resilien karena ekspor komoditas utama termasuk emas, batu bara, dan ferroalloys masih menunjukkan ketahanan permintaan.
Dalam kesempatan yang sama, Senior Research Analyst Mirae Asset Farras Farhan memaparkan, 2026 akan menjadi tahun dengan divergensi yang sangat jelas antara komoditas utama.