Sejalan dengan lonjakan penjualan, beban pokok perseroan ikut melonjak menjadi Rp1,59 miliar. Adapun terdapat kenaikan biaya bahan baku yang digunakan hingga beban pabrikasi, meskipun upah buruh langsung mengalami penurunan.
Beban penjualan juga naik tipis yang sebagian besar berasal dari gaji, upah, dan kesejahteraan karyawan. Demikian juga pengangkutan, royalti, promosi dan periklanan. Namun, perseroan mampu memaksimalkan pertumbuhan pendapatan lain dari laba selisih kurs sebanyak Rp37,87 miliar.
Per 30 Juni 2022, SMSM membukukan total aset mencapai Rp4,21 triliun, atau naik 9,02% dari posisi aset akhir 2021 sebanyak Rp3,86 triliun. Kewajiban pembayaran utang atau liabilitas membengkak menjadi Rp1,00 triliun, dari sebelumnya Rp957,22 miliar.
Modal / ekuitas SMSM tumbuh menjadi Rp3,21 triliun, dari akhir 2021 senilai Rp2,91 triliun. Adapun pada akhir periode perseroan menggenggam kas dan setara kas sebanyak Rp991,34 miliar, lebih tinggi dari periode sama tahun lalu senilai Rp911 miliar.
(DES)