Dimas menjelaskan, penguatan USD terhadap IDR ini berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan yang basis usahanya impor, karena profitabilitas yang berkurang akibat selisih kurs yang terjadi. Faktor fundamental ini juga yang menjadi katalis terhadap pergerakan IHSG ke depannya.
"Sentimen terakhir yang perlu dicermati yakni Core PCE AS bulan Mei. Pada Jumat mendatang AS akan mengumumkan data ekonomi yang selama ini dijadikan acuan bagi The Fed dalam memutuskan tingkat suku bunga yaitu, Core PCE AS bulanan untuk bulan Mei," katanya.
Indeks Harga Pengeluaran Personal Inti bulan Mei diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,1 persen atau lebih kecil dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 0,2 persen.
Sebelumnya, IHSG ditutup positif di level 6.880 atau menguat 2,1 persen dalam seminggu terakhir pada akhir perdagangan Jumat, 21 Juni 2024. Pada perdagangan Kamis (20/6/2024) dan Jumat (21/6/2024) lalu IHSG mengalami kenaikan signifikan setelah koreksi yang terjadi dalam 2 minggu terakhir.