IDXChannel – Saham emiten jasa ride hailing dan e-commerce PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali menyentuh level terendah sepanjang masa (all time low/ATL) selama sesi I, Kamis (12/10/2023).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), 11.09 WIB, saham GOTO turun 1,27 persen secara harian ke posisi Rp78 per saham. Ini merupakan level terendah baru usai saham GOTO ditutup di Rp79 per saham pada Rabu (11/10).
Sebelumnya, level Rp81 sempat disentuh pada perdagangan intraday 26 Desember 2022.
Nilai transaksi perdagangan hari ini mencapai Rp95,79 miliar dan volume perdagangan 1,22 miliar saham.
Penurunan tajam saham GOTO sejak penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada April 2022 membuat kapitalisasi pasar (market cap) anjlok.
Saat listing pada 11 April 2022 di harga penawaran Rp338 per saham, market cap GOTO mencapai Rp400,32 triliun.
Sementara, di harga Rp78 per saham, market cap GOTO mencapai Rp93,71 triliun (dengan mempertimbangkan tambahan jumlah saham dari aksi korporasi teranyar).
Dengan demikian, market cap GOTO sudah menguap sekitar Rp306 triliun.
Private Placement
Sebelumnya, menunjuk Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 30 Juni 2023 (RUPSLB) yang telah menyetujui penerbitan saham baru sehubungan dengan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement GOTO, manajemen mengumumkan, pada 10 Oktober 2023 telah diterbitkan saham baru hasil pelaksanaan PMTHMETD sejumlah 17.045.733.334 Saham Seri A.
Informasi saja, GOTO mengumumkan rencana pendanaan dalam dua skema, yakni penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement, dan penerbitan surat utang.
Tak main-main, perseroan membidik dana USD150 juta atau setara Rp2,3 triliun (asumsi kurs Rp15.519).
GOTO akan menerbitkan 17.045.733.334 saham baru berupa saham Seri A dengan harga Rp90 per saham. Nantinya, private placement ini akan diambil seluruhnya oleh Bhinneka Holdings Limited, sebuah entitas yang didirikan berdasarkan hukum Cayman Islands.
"Melalui pengeluaran saham baru tersebut, perseroan akan memperoleh dana USD100 juta atau Rp1,53 triliun," kata manajemen, menurut keterbukaan informasi, Selasa (3/10/2023).
Langkah kedua adalah melalui penerbitan surat utang luar negeri. Ini dilakukan GOTO melalui anak usahanya yang berada di luar negeri, yakni GoTo International Finance (GTF).
Seiring aksi korporasi ini, Bhinneka Holdings bakal menerbitkan instrumen obligasi bersifat ekuitas agar memperoleh dana untuk mengeksekusi private placement saham GOTO. Nilainya sesuai dengan target dana yang ingin diraih GOTO, yakni USD150 juta.
Bhinneka menerbitkan surat utang ini kepada International Finance Corporation (IFC) dan WAF Investments Cayman LLC, sebuah entitas yang dimiliki oleh Franke & Company. "Obligasi bersifat ekuitas ini dapat ditukarkan menjadi saham perseroan yang dimiliki oleh Bhinneka Holdings," lanjut manajemen.
Penerbitan Surat Utang
Pendanaan kedua berasal dari penerbitan surat utang. GTIF -entitas GOTO di luar negeri-, akan menerbitkan surat utang berdasarkan Notes Subsctiption Agreement tanggal 2 Oktober 2023.
Pihak yang terlibat adalah GTIF selaku penerbit, GOTO sebagai pemberi jaminan, Bhinneka Holdings sebagai pengambil bagian, dan Citibank N.A Cabang Hong Kong selaku bank kustodian.
Di sisi lain, GTIF juga memiliki kesepakatan cash settled call option dengan Bhinneka Holdings. Dari transaksi ini, GTIF bakal menerima dana bersih USD50 juta. Langkah ini, disebut dapat digunakan oleh GTIF untuk modal kerja ataupun kebutuhan lainnya.
Manajemen menegaskan, penerbitan surat utang GTIF ini tidak tunduk pada Peraturan dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang mengatur penerbitan efek bersifat utang dan/atau sukuk yang dilakukan tanpa penawaran umum.
"Karena penerbitan surat utang GTIF dilakukan di luar wilayah RI dan tidak ditawarkan kepada investor RI," tandasnya. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.