Jika kekosongan data berlangsung selama beberapa minggu, hal itu bisa menimbulkan kebingungan mengenai arah kebijakan moneter The Fed, karena bank sentral akan kekurangan data resmi yang biasanya menjadi acuan keputusan mereka.
Penutupan yang berkepanjangan juga bisa menjadi beban tambahan bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, untuk saat ini, para investor menilai belum ada alasan untuk panik.
Analis hingga Kamis memperkirakan laba perusahaan-perusahaan S&P 500 akan naik 8,8 persen (Secara tahunan) pada kuartal ketiga, meningkat dari proyeksi 8,0 persen pada awal Juli, menurut data LSEG.
Investor akan mulai mendapatkan gambaran awal musim laporan keuangan, dengan Levi Strauss (LEVI.N) dan Delta Air Lines (DAL.N) dijadwalkan merilis hasil kinerja pada Kamis.
"Skenario yang paling mungkin adalah pasar akan tetap tenang, bergerak mendatar selama penutupan pemerintahan," kata Hackett.
CEO Key Advisors Wealth Management, Eddie Ghabour, yang memperkirakan penutupan bisa berlangsung dua hingga empat minggu, menyampaikan pandangan serupa.
“Jika benar penutupan berlangsung lama, lalu ekonomi mendapat tambahan stimulus berupa dua kali pemangkasan suku bunga lagi, dan pemerintahan kembali beroperasi, maka Anda akan melihat percepatan besar pertumbuhan ekonomi dan pasar saham,” ujar Ghabour.