“Kami berencana membangun bandara dan akan 'go' terus, maju terus. Jika misal ditanyakan lagi soal diversikasi, karena rokok juga ada masanya, maka jawaban kami, kegiatan membangun bandara ini bagian komitmen dan kontribusi kami untuk masyarakat dan negara,” pungkas Istata, Direksi GGRM dikutip Neraca pada Senin (10/12).
Anggaran pembangunan bandara diestimasi hingga Rp10 triliun. Namun tidak dijelaskan oleh perusahaan besaran porsi kerja sama antara perusahaan dengan pemerintah. “Apakah porsi dari Gudang Garam berapa persen, itu tidak bisa kami formulasikan di sini. Saya yakin semua pihak berkontribusi positif. Jika misalnya kami dibantu lebih banyak, kami berterima kasih banyak,” imbuhnya.
Melihat kinerjanya per September 2018, PT Gudang Garam Tbk memperoleh laba bersih senilai Rp5,76 triliun, tumbuh 6,33% year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp5,42 triliun.
Disebutkan, total pendapatan per September 2018 mencapai Rp69,89 triliun. Nilai itu menanjak 13,59% yoy dari periode 9 bulan pertama 2017 sebesar Rp61,52 triliun. Beban pokok penjualan juga meningkat menjadi Rp56,18 triliun dari sebelumnya Rp48,40 triliun. Namun, laba bruto masih naik menuju Rp13,71 triliun dari posisi per September 2017 senilai Rp13,12 triliun. (*)