Selain itu, jajaran direksi dan komisaris pun juga tercatat sebagai pemilik saham BUVA, tetapi tidak lebih dari 5 persen. Sementara saham yang dipegang masyarakat (non-warkat) berjumlah 5,16 miliar saham, atau setara dengan 25,07 persen.
BUVA mencatatkan sahamnya secara perdana di Bursa Efek Indonesia pada 12 Juli 2010 dengan melepas 857 juta saham, setara 30 persen dari total saham yang didaftarkan, dengan harga penawaran Rp260.
Dari IPO itu, BUVA sukses mengantongi dana segar sebanyak Rp222,85 miliar. Saat inni BUVA berencana untuk menggelar rights issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), sebanyak-banyaknya 4,8 miliar saham baru.
Rencana rights issue tersebut berkaitan dengan rencana akuisisi perusahaan lain untuk ekspansi. Penerbitan saham baru ini juga telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diumumkan dalam Keterbukaan Informasi pada 24 Juli 2025.
Pada perdagangan Jumat (22/8/2025), BUVA ditutup di harga Rp352 per saham. Dalam tiga bulan terakhir, BUVA mencatatkan kenaikan harga sebesar 433,33 persen. Sedangkan jika ditarik sejak awal 2025, harga sahamnya sudah naik 506,90 persen.
Itulah informasi singkat tentang siapa pemilik saham BUVA.
(Nadya Kurnia)