IDXChannel - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah menyusun sejumlah rencana untuk pengembangan bisnisnya ke depan.
Tak tanggung-tanggung, cucu usaha PT Pertamina (Persero) tersebut mengaku telah menyediakan dana hingga USD1,6 miliar untuk kegiatan investasi dalam lima tahun mendatang.
Dengan asumsi nilai tukar dolar AS saat ini sebesar Rp15.300 per dolar, maka anggaran tersebut setara dengan Rp24,48 triliun.
"(Dana investasi) Itu untuk mendukung peningkatan kapasitas terpasang dioperasikan sendiri, dari sebesar 672MW pada 2022 lalu menjadi 1.272MW pada 2027 mendatang," ujar Direktur Keuangan PGEO, Nelwin Aldriansyah, kepada media.
Menurut Nelwin, kunci dalam mendukung pertumbuhan pendapatan perusahaan adalah dengan mendongkrak kapasitas terpasang. Karenanya, PGEO serius dalam menambah kapasitas sedikitnya 600 MW dalam lima tahun ke depan.
Sementara untuk dana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini, PGEO disebut Nelwin juga telah menyediakan anggaran sebesar USD250 juta, atau sekitar Rp3,8 triliun.
Anggaran tersebut terhitung meningkat hingga 316,67 persen bila dibandingkan dengan anggaran yang disediakan untuk capex 2021, yang hanya sebesar USD60 juta.
"Anggaran (capex) tersebut, di antaranya, untuk pemeliharaan dan operasional wilayah kerja panas bumi existing, pembangunan pembangkit listrik tambahan 55 mega watt (MW) di Wilayah Kerja (WK) Lumut Balai, dan pembangunan infrastruktur pendukung tambahan," tutur Nelwin.
Nelwin menjelaskan, keberadaan WK Lumut Balai Unit 2 yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi, ditargetkan sudah bisa beroperasi secara komersial pada 2024 mendatang.
"Untuk investasi baru di 2024 total sekitar USD350 juta, di mana (anggaran) itu termasuk dalam (anggaran) yang USD1,6 miliar itu," tegas Nelwin. (TSA)