sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

SIDO Sempat ARB Beruntun Pasca Rilis Kinerja Semester I, Ini Penjelasan Manajemen

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
16/09/2022 17:55 WIB
Manajemen SIDO beri penjelasan terkait saham emiten tersebut sempat berkali-kali ARB pasca ada rilis data kinerja di semester I-2022.
SIDO Sempat ARB Beruntun Pasca Rilis Kinerja Semester I, Ini Penjelasan Manajemen (Dok.MNC)
SIDO Sempat ARB Beruntun Pasca Rilis Kinerja Semester I, Ini Penjelasan Manajemen (Dok.MNC)

IDXChannel - Kinerja saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) sempat terguncang usai perseroan merilis data kinerja keuangan semester I yang mengalami penurunan. Per Juni 2022, laba SIDO turun menjadi Rp445,60 miliar dari Rp502 miliar.

Pada 5 Agustus lalu, saham SIDO turun 1,30% ke Rp760 per saham. Sepanjang periode 1-5 Agustus 2022, saham SIDO 4 kali ditutup memerah dan hanya sekali menguat yakni pada 4 Agustus.

Direktur Keuangan SIDO Leonard mengatakan, hal itu terjadi karena adanya kekhawatiran dari para pemegang saham perseroan. Mengingat, dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan SIDO selalu baik.

“Ini karena adanya shock di level investor. Tapi kembali lagi apakah investor masih percaya bahwa permintaan atas produk kesehatan, ini akan tetap tinggi,” kata Leonard dalam konferensi pers Public Expose Live 2022, Jumat (16/9/2022).

Leonard mengatakan, manajemen SIDO sendiri optimistis bahwa demand atas produk-produk kesehatan masih akan tetap tinggi. Perseroan tidak terlalu mengkhawatirkan penurunan uptrend saham pasca rilis kinerja keuangan, karena menilai prospek bisnis perseroan jangka panjang masih menjanjikan.

“Ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan dalam jangka pendek ini, yang penting dalam jangka panjang kami tetap tumbuh,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, produsen jamu dan obat herbal modern ini membukukan laba bersih sebesar Rp 445,60 miliar dari sebelumnya Rp 502 miliar. Seiring dengan penurunan laba bersih, penjualan perseroan juga merosot 2,58% menjadi Rp 1,61 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,65 triliun.  

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement