Nama lainnya, saham emiten geotermal milik orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu, BREN, melemah 1,13 persen, sedangkan TPIA jatuh 6,09 persen.
Saham konglomerat lainnya, emiten tambang Grup Salim, AMMN, turun 1,72 persen.
Kemudian, saham emiten telekomunikasi BUMN, TLKM, minus 2,29 persen.
Penguatan dolar AS akibat ketidakpastian global semakin menekan pasar keuangan Indonesia. Tekanan ini tidak hanya berdampak pada nilai tukar rupiah, melainkan juga pada pasar obligasi dan saham.
Rupiah melemah 0,28 persen menjadi Rp16.325 per USD pada Kamis, sedangkan indeks dolar menguat 0,36 persen ke 108,01.
Pengamat pasar modal, Michael Yeoh, menjelaskan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi ini.
"Sentimen terhadap DXY [indeks dolar] saat ini terlalu kuat," ujar Michael saat dihubungi IDXChannel.com, Kamis (6/2/2025).