IDXChannel - Pengenaan royalti dua persen dari revenue pada Agustus 2023 menjadi katalis negatif bagi PT Blue Bird Tbk (BIRD). Namun manajemen tengah mensiasatinya dengan memperlebar pendapatan dari segmen non taksi yang memiliki marjin lebih tinggi.
Analis Saham Panin Sekuritas, Andhika Audrey mengungkapkan, tahun ini, perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp2,4 triliun untuk maintenance serta peremajaan armada dengan net add sebanyak 3.000 armada (taksi: 50%; non taksi 50%). Dana tersebut naik dibanding periode 2023 yang sebesar Rp2 triliun.
Ke depan, sambungnya, perseroan masih akan terus melakukan ekspansi dengan inisiatif menarik untuk memperebutkan pangsa pasar transportasi di Indonesia.
"Kami merekomendasikan BUY dengan penyesuaian target harga ke Rp2.200. Walaupun secara seasonality kinerja BIRD relatif rendah pada semester I, namun kami melihat masih terdapat pertumbuhan khususnya dari beberapa inisiatif yang dilakukan manajemen untuk memperlebar porsi pendapatan non-taksi," ujar dia dalam risetnya, Jumat (15/3/2024).
"Serta komitmen BIRD terhadap sustainability lingkungan maupun masyarakat dengan berinvestasi kepada jaringan transportasi listrik hingga transportasi umum," sambung Andhika.
Walaupun begitu, dia juga melihat beberapa risiko di antaranya, rendahnya daya beli masyarakat serta melonjaknya utang perseroan akibat dari pembiayaan (~70% pinjaman) untuk belanja modal di 2024.
"Kami masih merekomendasikan BUY namun dengan penyesuaian target harga menjadi Rp2.200 (implied EV/EBITDA 5,95x di 2024) setara dengan -0,5x std.dev EV/EBITDA 5 tahun terakhir," jelas Andhika.
Melongok Capaian dan Proyeksi Kinerja BIRD