Sentimen Domestik
Dari sisi domestik, musim pembagian dividen emiten masih berlangsung. Ini bisa menjadi sentimen positif bagi sejumlah saham di BEI, termasuk IHSG secara umum.
Setidaknya, ada 11 emiten yang sudah mengeluarkan jadwal cum date (batas terakhir seorang investor berhak mendapatkan dividen) sepanjang pekan ini.
Sebut saja, emiten pemilik gerai Pizza Hut (PZZA) pada hari ini (30 Mei), Bank Permata/BNLI pada hari ini, ritel Ramayana/RALS (31 Mei), emiten tambang Bukit Asam/PTBA (3 Juni), sampai emiten sawit TAPG (3 Juni).
Di samping pembagian dividen, investor juga akan mencermati rilis data inflasi selama Mei oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis pekan ini (2 Juni).
Inflasi menjadi salah satu indikator ekonomi makro yang terus dipelototi pelaku pasar karena merupakan acuan Bank Indonesia (BI) untuk menahan atau menaikkan suku bunga.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengklaim bahwa Inflasi terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2022 tercatat inflasi sebesar 0,95%(mtm).
"Secara tahunan, inflasi IHK April 2022 tercatat 3,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 2,64% (yoy), seiring dengan peningkatan harga komoditas global, mobilitas masyarakat, dan pola musiman Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)," ujar Perry secara virtual di Jakarta, Selasa(24/5/2022).
Dia menyebutkan, BI terus mewaspadai dampaknya terhadap peningkatan ekspektasi inflasi dan menempuh langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terkendalinya stabilitas inflasi ke depan.
"BI akan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) guna menjaga inflasi IHK dalam kisaran sasarannya yaitu 3,0%±1%," pungkasnya.
Sementara, Direktur MNC AM, Edwin Sebayang memproyeksikan IHSG bisa menyentuh level 7.600 pada 2022, sembari menyinggung soal inflasi RI.
“Saya optimis IHSG pada 2022 ini bisa menyentuh 7600. Indonesia mendapat windfall dari kenaikan harga komoditas. Selama inflasi tidak melebih 4-4,5%, Bank Indonesia tidak akan menaikkan suku bunga sehingga GDP bisa mencapai 5,4%. Untuk itu alangkah baiknya Bapak/Ibu bisa menambah bobot pada reksa dana ekuitas, money market atau fix income”, jelas Edwin dalam webinar market outlook 2022 dengan tema “The End of May's Myth and Navigate Shifting Market in Fed Policy”, Jumat (27/5). (ADF)