Perseroan memiliki pangsa pasar terbesar pada sektor transportasi udara di Indonesia, yakni ~60%, di mana 2 perusahaan maskapai terbesar di Indonesia, yakni PT Lion Group dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menjadi nasabah perseroan.
Perseroan menjadi satu-satunya perusahaan asuransi di Indonesia yang berhasil memiliki Global Financial Strength Rating A- (Excellent) Dari A.M. Best selama 7 tahun berturut-turut.
"Beberapa faktor positif perseroan yang dapat dicermati, yaitu pertumbuhan premi di atas peers, leader pada segmen O&G serta aviasi, memiliki aset yang besar dan support yang kuat dari perusahaan induk, ekspansi digital, memiliki neraca yang sehat, serta memiliki modal yang kuat dengan RBC jauh diatas batas minimum OJK," paparnya.
Sarkia menambahkan, pendapatan premi terbesar perseroan masih berasal dari produk yang sifatnya korporasi dengan kontribusi ~93% di 2023 (2018: 94,2%) sejalan dengan model bisnis perseroan yang berawal dari perlindungan risiko asuransi pada aset Pertamina Group.
"Kami melihat potensi perseroan pada segmen ritel masih sangat luas, pasalnya kontribusi produk ritel relatif minim sebesar ~7%, sehingga ruang pertumbuhan sangat lebar ke depannya," ujarnya.
Selain itu, produk ritel memiliki kolektibilitas premi yang rendah dibandingkan produk korporasi.