Melesatnya saham emiten bank mini didorong oleh euforia bank digital di tahun 2021. Sedangkan kinerja sahamnya sepanjang tahun 2022 justru melempem.
Melansir data BEI pada penutupan Rabu (9/11), kinerja saham BANK terkontraksi hingga minus 38,86 persen. Sementara bnk BBYB mencatatkan kinerja yang ambruk hingga minus 66,16 persen secara year to date (YTD). (Lihat grafik di bawah ini.)
Selain kedua saham tersebut, kinerja saham PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) juga turun secara YTD. Melansir data BEI pada penutupan Rabu (9/11), kinerja saham BBSI terkontraksi di minus 0,47 persen.
Kendati sebagian saham emiten bank mini merosot secara YTD, dua emiten lainnya yakni BINA dan AMAR masih mencatatkan kinerja positif.
Menurut data BEI per Rabu (9/11), kinerja saham BINA dan AMAR masing-masing menguat sebesar 3,15 persen dan 8,05 persen.
Kinerja Keuangan Masih Tertekan
Selain mencatatkan kinerja saham yang lesu sepanjang tahun 2022, sejumlah emiten bank mini masih menanggung rugi bersih hingga triwulan III-2022.
Melansir laporan keuangan emiten, bank mini yang membukukan rugi bersih di periode ini adalah BANK, BBYB, dan AMAR.
Adapun, rugi bersih yang dibukukan BANK mencapai Rp146,41 miliar. Sedangkan baik BBYB maupun AMAR mencatatkan rugi bersih di sembilan bulan 2022 masing-masing sebesar Rp601,17 miliar dan Rp172,87 miliar. (Lihat tabel di bawah ini.)
Melambungnya rugi bersih BBYB disebabkan oleh beban operasional yang membengkak hingga 261,19 persen menjadi Rp1,90 triliun di sembilan bulan 2022. Adapun beban umum dan administrasi berkontribusi sebesar Rp794,37 miliar terhadap beban operasional BBYB.
Kendati membukukan rugi bersih yang membengkak di periode ini, BBYB justru mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih yang mengungguli emiten bank mini lainnya.
Menurut laporan keuangan emiten, BBYB membukukan pendapatan bersih sebesar Rp989,28 miliar atau meroket hingga 387,58 persen secara tahunan (yoy).
Adapun segmen pendapatan bunga BBYB yang melonjak signifikan yaitu pemberian kredit sebesar Rp1,14 triliun atau melesat 179,12 persen secara yoy.
Selain BBYB, emiten bank mini lainnya yang juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih di atas 100 persen adalah BANK dan BINA.
Di periode ini, BANK mencatatkan pendapatan bersih yang melesat sebesar 111,46 persen menjadi Rp58,36 miliar. Sedangkan pendapatan BINA melesat hingga 139,88 persen menjadi Rp389,08 miliar.
Selain mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih yang melesat, BINA juga berhasil membukukan laba bersih di periode ini sebesar Rp94,83 miliar yang meroket hingga 224,37 persen.
Sedangkan bank mini lainnya yang berhasil membukukan laba bersih adalah BBSI, yakni sebesar Rp60,83 miliar atau melesat hingga 28,67 persen secara yoy.
Melalui pemenuhan modal inti, diharapkan emiten-emiten bank mini di atas dapat mewujudkan perbankan yang lebih sehat dan resilient.
Dengan terpenuhinya modal inti minimum, bank mini dapat memperkuat kinerjanya di tengah ketidakpastian ekonomi terutama pada saat resesi.
Periset: Melati Kristina
(ADF)