Tragedi Smelter dan Ketergantungan Batu Bara
Namun, Guardian menyebut hal ini berarti ada harga yang harus dibayar mahal bagi penduduk setempat, yakni rusaknya lingkungan hidup dan keselamatan pekerja.
Warga di daerah pertambangan nikel terkepung oleh berubahnya warna air laut menjadi oranye dan berbau logam menyengat.
Sebuah pabrik peleburan mengapit pemukiman di satu sisi dan pembangkit listrik tenaga batu bara di sisi lain yang menambah derita masyarakat setempat.
Laporan Guardian juga menyebut, RI telah menciptakan celah untuk menunda penghapusan batu bara secara bertahap demi keuntungan industri nikel.
“Karena logam ini sangat penting dalam transisi ramah lingkungan, maka negara ini mengizinkan pembangkit listrik tenaga batu bara baru yang terhubung dengan pabrik peleburan nikel selama pabrik tersebut ditutup sebelum tahun 2050,” tulis laporan tersebut, Kamis (11/4/2024).
Hal ini menyebabkan negara ini mencetak rekor baru dalam konsumsi batu bara dan emisi karbon dioksida (CO2).
“Menyebut industri nikel sebagai bagian dari transisi ramah lingkungan adalah sebuah lelucon,” kata Muhammad Taufik, koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Indonesia.
“Bagus kalau bisa menciptakan lapangan kerja. Namun hal ini juga menghancurkan ekosistem dan kehidupan manusia,”lanjut Taufik kepada The Guardian.
Industri nikel Tanah Air juga ditampar oleh peristiwa ledakan di pabrik peleburan alias smelter yang merenggut 21 nyawa.
Media memberitakan tentang ledakan tersebut baik di dalam maupun di luar negeri.
Juru bicara PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel, anak perusahaan IMIP mengatakan pihaknya akan bekerja sama dalam penyelidikan.
“Kami dengan tulus meminta maaf atas kejadian ini dan kami bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu,” katanya.
Selain itu, pergeseran lain sedang terjadi dimana perusahaan otomotif barat seperti Volkswagen dan Ford menyatakan akan berinvestasi langsung di kilang minyak Indonesia untuk mengamankan pasokan nikel mereka.
Aimee Boulanger, direktur eksekutif Initiative for Responsible Mining Assurance, sebuah organisasi yang telah menetapkan standar global untuk praktik di bidang pertambangan, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia, serta beberapa perusahaan pertambangan di negara ini, telah memulai diskusi dengan mereka.
“Sebelumnya, perusahaan mobil Barat ini menjaga jarak dari industri pertambangan. Bahwa mereka sekarang berinvestasi langsung di pertambangan telah meningkatkan kesadaran akan kondisi pertambangan,” kata Boulanger. (ADF)