sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sosok Johan Lensa, Taipan ‘Sunyi’ Investor Rukun Raharja (RAJA)

Market news editor Aldo Fernando - Riset
14/07/2022 16:16 WIB
Di balik RAJA, ada satu sosok penting yang menjadi pemegang saham perusahaan, Johan Lensa.
Sosok Johan Lensa, Taipan ‘Sunyi’ Investor Rukun Raharja (RAJA). (Foto: MNC Media)
Sosok Johan Lensa, Taipan ‘Sunyi’ Investor Rukun Raharja (RAJA). (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Harga saham emiten perdagangan dan infrastruktur gas, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) cenderung mendaki akibat diborong investor saham akhir-akhir ini. Di balik RAJA, ada satu sosok penting yang menjadi pemegang saham perusahaan, Johan Lensa.

Sebagai gambaran, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham RAJA sudah melonjak 44,27% dalam sepekan terakhir ke Rp655/saham. Sejak 5 Juli sampai Kamis (14/7), harga saham RAJA selalu menguat—hanya pada 13 Juli ditutup stagnan.

Alhasil, dalam sebulan saham RAJA meroket 90,41% dan sejak awal tahun (ytd), meroket 259,89%.

Soal Johan Lensa, per 31 Mei 2022, ia tercatat menggenggam 10,09% saham RAJA.

Sementara, pengusaha nasional Hapsoro (32,74%) dan PT Sentosa Bersama Mitra (32,13%) menjadi pemegang saham mayoritas RAJA. Hapsoro sendiri merupakan penerima manfaat utama alias pengendali dari PT Sentosa Bersama Mitra.

Informasi mengenai Johan Lensa sendiri tidak banyak tersebar ke publik.

Namun, berdasarkan penelusuran cepat Tim Riset IDX Channel, Johan Lensa setidaknya pertama kali masuk ke daftar pemegang saham RAJA di atas 5% pada tiga bulan terakhir 2017.

Hal tersebut sebagaimana tercatat dalam laporan keuangan RAJA tahun penuh 2017 yang mana Johan tercatat menguasai 7,53% saham RAJA kala itu. Pada laporan keuangan kuartal III 2017, nama Johan belum nongol di daftar pemegang saham di atas 5% RAJA.

Pernah Punya Perusahaan Kontraktor

Sebelum menjadi investor RAJA, Johan Lensa dikenal sebagai pemilik perusahaan kontraktor batu bara besar, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), sebelum akhirnya dijual ke PT Delta Dunia Petroindo Tbk/DOID (sebelum berganti nama menjadi PT Delta Dunia Makmur Tbk) pada 2009.

Mengutip pemberitaan sejumlah media massa, penjualan BUMA ke DOID--yang dikendalikan oleh Grup Northstar (Northstar Tambang Persada Pte Ltd)--tercatat sebesar USD240 juta.

Mengutip penjelasan di situsweb buku.bukitmakmur.com, pria asal Pematang Siantar, Sumatera Utara, ini mendirikan BUMA pada 1998.

Sedikit kilas balik.

Sebelum masuk ke industri tambang, jauh pada 1971 silam Johan Lensa bersama rekan-rekannya sempat membuka usaha makanan snack sampai biskuit di Semarang.

Seiring berjalannya waktu, berkat pergaulannya yang luas, Johan berjumpa dengan sejumlah kontraktor alat berat hingga akhirnya ia ikut terjun ke bisnis tersebut.

Setelah melewati sejumlah hambatan, alat-alat berat itu pun ia manfaatkan untuk menggarap proyek irigasi hingga jalan tol di Semarang antara 1981 sampai 1987.

Dari situlah Johan mulai fasih mengurus alat-alat berat dan pemasok alat berat, seperti Komatsu sampai Trakindo.

Pada 1987, dia mencoba menggarap proyek perkebunan. Selang 6 tahun kemudian, pada 1993, Johan mulai mempelajari proyek pertambangan.

Kemudian, pada 1994, di bawah panji PT Bukit Makmur Widya (BMW), Johan mulai menjadi subkontraktor PT Pamapersada Nusantara (PAMA), saat ini dikenal sebagai anak usaha emiten Grup Astra PT United Tractors Tbk (UNTR).

Selepas dari tangan Johan, BUMA—sebagai ujung tombak DOID--saat ini menjadi salah satu kontraktor tambang terbesar di RI dengan pangsa pasar hampir 20 persen.

Berbisnis Properti

Setelah ‘cabut’ dari BUMA, Johan Lensa menekuni bisnis properti.

Mengutip GlobeAsia (Juli 2016), lewat lengan investasinya, J Resources Asia Pasific dan BMW, grup Johan sempat memiliki sejumlah saham di perusahaan properti milik keluarga Gondokusumo, PT Intiland Development Tbk (DILD) dan keluarga Honoris, PT Modernland Realty Ltd Tbk (MDLN).

Berdasarkan data laporan keuangan DILD per Juni 2010, BMW sempat tercatat menguasai 8,80% saham perusahaan. Namun, per laporan kuartal III atawa 30 September 2010, nama BMW tidak ada lagi di daftar pemegang saham di atas 5% DILD.

Terkait MDLN, BMW sempat memiliki saham perusahaan sebelum akhirnya melepasnya (9,57% saham) kepada PT Modern Griya Reksa  pada Januari 2012.

Tidak hanya di Tanah Air, Johan Lensa juga menguasai saham perusahaan properti Australia, Golden Group.

Menurut GlobeAsia, dikutip dari Majalah Tempo (25/2/2018), Johan alias Jiauw Chau Lian memiliki kekayaan USD950 juta per Juni 2017 atau berada di peringkat ke-44 orang terkaya di Indonesia kala itu.

Karena keterbatasan informasi di publik dan internet, Tim Riset IDX Channel, tidak bisa menemukan data kekayaan teranyar Johan.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement