Secara umum, katalis positif bagi ADRO masih seputar penguatan harga batu bara, hingga rencana ekspansi pelebuhan alumunium hijau. Hal ini dinilai analis memungkinkan ADRO untuk mendiversifikasi pendapatannya.
Sementara sisi pemberatnya adalah prospek harga batu bara yang lemah, hingga risiko keterlambatan ekspansi perusahaan.
“Pertahankan BUY dengan TP berbasis SOTP yang lebih tinggi sebesar Rp4.200,” tulis riset tersebut.
Jelang penutupan sesi I perdagangan hari ini (17/9), saham ADRO bergerak melemah 0,82 persen ke Rp3.640. Saham ADRO ditransaksikan senilai Rp207,71 miliar dengan volume 57,47 juta saham dan frekuensi sebanyak 11.870 kali.
(Fiki Ariyanti)