Adapun persediaan CPO Malaysia diperkirakan naik 9,3% dari September menjadi 2,53 juta ton, yang notabene terbesar sejak April 2019, sebagaimana perkiraan median dari delapan pedagang dan analis yang disurvei oleh Reuters.
Di tengah proyeksi tersebut, komitmen China untuk melanjutkan kebijakan nol-Covid-nya ikut membebani harga. Analis menilai, prospek global untuk minyak sawit masih tidak pasti, di tengah kebijakan pandemi yang ketat di China yang membebani permintaan.
Technical Analyst, Wang Tao memprediksi harga CPO akan menembus level support di MYR4.368 per ton, dan berpotensi jatuh di kisaran MYR4.264-MYR4.311 per ton.
(FAY)