“Volatilitas valuta asing di seluruh dunia sangat bergantung pada ekspektasi untuk dolar yang lebih kuat,” kata Rhee.
"Pasar keuangan internasional telah terguncang oleh laju pengetatan di AS, tetapi mereka juga bisa berbalik tajam jika AS berhenti menaikan suku,” sambungnya.
Mata uang Won mungkin saja bisa menguat jika The Fed menghentikan pengetatan kebijakannya. Meskipun ada kemungkinan kenaikan suku bunga yang lambat oleh BOK kedepannya.
Terbukti setelah Rhee mengungkapkan pernyataannya, Won menguat setidaknya 0,7% menjadi 1425,20 terhadap dolar.
Rhee juga memperingatkan para investor yang berinvestasi ke luar negeri untuk membawa kembali uang mereka ke rekening keuangan yang lebih baik di dalam negeri.
"Rhee terus membela won dengan mengatakan kepada investor bahwa mereka harus mempertimbangkan untuk mengubah strategi investasi asing mereka, dan bahwa won bukan satu-satunya mata uang yang melemah secara global -- yang semuanya harus menawarkan bantuan untuk mata uang itu," kata So Jaeyong, seorang ekonom dari Bank Shinhan dikutip dari Bloomberg, Rabu (12/10/2022).
Pengetatan kebijakan The Fed memperburuk kinerja mata uang Asia yang sedang berkembang. Won sendiri menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di Asia setelah Yen Jepang.
“Kami menyadari bahwa ada ketidakpastian yang sangat tinggi dan jika risiko penurunan terjadi pada ekonomi global, pertumbuhan Korea akan menderita,” Martin Kaufman, kepala misi untuk Korea di IMF, Rabu (12/10/2022).
(FRI/ Ribka Christiana)