sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sukuk Perdana Anak Usaha DOID Kelebihan Permintaan, Siapa Pemborongnya?

Market news editor Fiki Ariyanti
20/03/2025 13:17 WIB
Penerbitan sukuk perdana anak usaha PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) mengalami oversubscribed karena diburu investor.
Sukuk Perdana Anak Usaha DOID Kelebihan Permintaan, Siapa Pemborongnya? (foto mnc media)
Sukuk Perdana Anak Usaha DOID Kelebihan Permintaan, Siapa Pemborongnya? (foto mnc media)

IDXChannel - PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) telah merampungkan penebitan perdana Sukuk Ijarah I BUMA 2025 senilai Rp2 triliun.

Hasilnya, penerbitan sukuk yang merupakan Sukuk Ijarah korporasi terbesar dengan peringkat Syariah A+ dalam penerbitan tunggal di Indonesia ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 1,1 kali.

Hal ini menunjukkan permintaan yang kuat, serta kepercayaan investor yang kuat dan minat yang tinggi terhadap peluang investasi berbasis syariah.

Sukuk Ijarah I BUMA 2025 diterbitkan dalam tiga seri, yakni Seri A senilai Rp542,85 miliar dengan tingkat imbalan 7,50 persen dan tenor 370 hari. 

Seri B senilai Rp364,95 miliar dengan tenor 3 tahun dan imbalan 8,50 persen, serta Seri C senilai Rp1,09 triliun dengan imbalan 9,25 persen dan jatuh tempo 5 tahun. 

Dengan tingkat imbal hasil campuran yang kompetitif, sukuk ini menarik minat beragam investor, termasuk bank, pengelola aset, reksa dana, dan dana pensiun. 

Tercatat lebih dari 50 persen investasi yang masuk adalah untuk jangka waktu 5 tahun, yang mencerminkan preferensi untuk investasi jangka panjang dan kepercayaan terhadap stabilitas keuangan BUMA.

Direktur BUMA Internasional Grup, Iwan Fuad Salim mengaku bersyukur atas dukungan dan kepercayaan yang luar biasa dari para investor kepada BUMA. 

"Keberhasilan penerbitan Sukuk Ijarah I BUMA 2025 ini menandai tonggak sejarah baru dalam perjalanan diversifikasi keuangan kami, yang menarik minat besar dari investor baru maupun investor yang sudah ada, termasuk para pemegang obligasi rupiah BUMA sebelumnya," ujar dia dalam keterangan resminya, Kamis (20/3/2025). 

Menurutnya, partisipasi yang kuat ini tidak hanya menegaskan kembali pengakuan pasar terhadap instrumen keuangan BUMA sebagai pilihan investasi yang sangat menarik, namun juga mencerminkan komitmen perusahaan dalam membina kemitraan jangka panjang dengan para investor.

"Kami senang melihat kepercayaan yang berkelanjutan terhadap kekuatan finansial dan arah strategis kami," kata Iwan.

Penerbitan ini juga merupakan tambahan terbaru dalam diversifikasi keuangan BUMA, melengkapi obligasi global, obligasi rupiah konvensional, pembiayaan bank konvensional dan syariah, serta leasing. 

Keberhasilan penerbitan ini memperluas opsi pembiayaan BUMA, meningkatkan fleksibilitas dan melebarkan akses ke sumber pendanaan yang lebih beragam.
 
Dana yang diperoleh dari sukuk ini akan dialokasikan secara merata untuk memperkuat operasional BUMA di Indonesia. 

“Sebesar 50 persen akan digunakan untuk belanja modal, sedangkan 50 persen sisanya untuk mendukung modal kerja. Alokasi ini sejalan dengan komitmen BUMA untuk menjaga efisiensi operasional dan ketahanan keuangan seiring dengan pertumbuhan dan eksplorasi peluang-peluang baru di sektor pertambangan," ujar Direktur BUMA, Silfanny Bahar.

Penerbitan Sukuk Ijarah I BUMA 2025 diselenggarakan oleh PT BNI Sekuritas, PT BCA Sekuritas, dan PT Sucor Sekuritas, dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai wali amanat.

Sekadar informasi tambahan, harga saham DOID ditutup stagnan di Rp400 pada sesi I Kamis ini. Dalam sepekan, saham emiten tambang tersebut menguat 0,50 persen, tetapi turun 15,61 persen dalam sebulan.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement