IDXChannel - Emiten perbankan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebagai satu satunya bank BUMN asal Indonesia yang beroperasi di Jepang sejak 1959 berhasil naik peringkat berdasarkan “Foreign Bank in Japan Survey 2020” yang diterbitkan KPMG Global Financial Services pada 11 Agustus 2020.
Sejatinya BNI mengemban misi mendukung perkembangan hubungan ekonomi antara Jepang dan Indonesia. Sebagai salah satu Bank dengan jaringan Internasional, BNI Cabang Tokyo mampu memposisikan diri tidak kalah dengan Bank asing lainnya yang beroperasi di Jepang dalam hal kinerja. Ini dibuktikan, antara lain dari pencapaian laba yang semakin membaik dari tahun ke tahun.
Bahkan menurut “Foreign Banks in Japan Survey 2020”, BNI Tokyo berhasil menempati posisi ke-29 dari total 56 Bank asing yang beroperasi di Jepang untuk periode 2020, dilihat dari sisi perolehan laba. Peringkat itu naik 10 level dari posisi 39 pada periode sebelumnya.
General Manager BNI Tokyo, Muhamad Emil Azhary mengatakan bahwa pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja beberapa bank asing lainnya yang justru mengalami penurunan pada 2020, padahal dari sisi aset, bank – bank asing tersebut lebih besar dibandingkan BNI.
Hal tersebut menunjukkan BNI Tokyo lebih efisien dan lebih efektif dalam mengoptimalkan earning asset dan liabitilites. Dalam hal efisiensi ini, survey menempatkan BNI pada peringkat 10 dari 56 bank asing di Jepang, atau melonjak dari peringkat 41 pada tahun 2019.
"Kedepannya BNI Tokyo akan tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang telah dicapai, salah satunya dengan selektif dalam memilih portfolio aset dan tetap mencari peluang bisnis baru di tengah kondisi pandemi dan perlambatan ekonomi global,” ujar Emil dalam keterangan resmi BNI.
Sekadar diketahui, BNI Kantor Cabang Tokyo berkantor di Kokusai Building, Marunouchi, Chiyoda, Tokyo. Hingga Semester I 2020, Pendapatan Sebelum Pajak BNI Tokyo tercatat mencapai USD7,26 juta atau tumbuh 46% yoy, didukung oleh pertumbuhan Fee Based Income yang naik 51% yoy mencapai USD 3,35 juta dan Net Interest Income yang tumbuh 26% mencapai USD 6,52 juta. (*)