Melalui proyek tersebut, SBMA mengalami peningkatan pada sektor manufaktur liquid sebesar 5% dan diproyeksikan terus meningkat setiap bulan. Rini menyebut, perseroan memiliki pangsa pasar stabil dan peluang bisnis luas.
“Perseroan menerima banyak permintaan liquid, di antaranya proyek Kawasan Industri Kalimantan yang merupakan proyek pemerintah,” ujar Rini.
Melihat peluang ke depan, perseroan saat ini tengah menggarap segmen bisnis are shipyard dan petrokimia guna memenuhi kebutuhan liquid yang meningkat.
Dari sisi finansial, SBMA mampu mengontrol posisi liabilitas jangka pendeknya dengan mencatatkan penurunan menjadi Rp28,40 miliar per 30 Juni 2023, dari periode akhir 2022 senilai Rp30,19 miliar.
Dengan demikian, jumlah aset perseroan tercatat Rp269,24 miliar, yang mayoritas dikontribusikan oleh ekuitas yang positif di angka Rp210,52 miliar.