IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) per hari ini (29/5). Saham emiten Prajogo Pangestu itu bisa kembali ditransaksikan.
Demikian pengumuman Bursa yang ditandatangani Kepala Divisi Pengawasan Transaksi, Yulianto Aji Sadono serta Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan, Pande Made Kusuma Ari A. Jakarta, Selasa (28/5).
"Berdasarkan penilaian bursa, maka dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 29 Mei 2024," jelas Bursa.
Saham BREN diketahui kena suspensi BEI pada perdagangan Senin (27/5) karena terjadi lonjakan harga saham kumulatif yang signifikan.
Dari data RTI Business, saham BREN ditutup menguat 0,90 persen ke 11.250 pada perdagangan Rabu (22/5). Saham BREN lompat 8,43 persen dalam sepekan terakhir.
Sementara secara year to date (ytd), saham emiten di bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT) itu melonjak 50 persen. Bahkan melejit 145,63 persen dalam enam bulan.
Sebelumnya, dalam surat yang dilayangkan BEI kepada manajemen BREN, Bursa mempertanyakan volume transaksi perdagangan saham BREN yang mengalami penurunan. Namun, harga sahamnya justru naik.
"Menurunnya volume transaksi perdagangan perseroan tanpa disertai dengan penurunan harga, menurut perkiraan kami disebabkan karena sektor usaha di bidang energi baru terbarukan merupakan sektor yang sedang mendapat perhatian luas secara global dan sangat diminati," ungkap Direktur dan Corporate Secretary BREN, Merly dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (28/5).
Faktor lainnya, sambung dia, karena saat ini, tidak banyak saham di sektor usaha energi terbarukan yang mencatatkan sahamnya di BEI, yang dapat memberikan pilihan kepada investor yang ingin berinvestasi di sektor energi terbarukan.
"Selain itu, keinginan investor untuk memegang saham perseroan dalam jangka panjang, termasuk yang disebabkan oleh adanya kewajiban kepada institusi atau industri tertentu untuk memiliki portofolio investasi di sektor renewables energy," jelas Merly.
Dia juga menyebut, peningkatan harga dan volume transaksi yang terjadi dalam dua bulan terakhir disinyalir akibat masuknya saham perseroan ke dalam S&P Global Clean Energy Index & iShares Clean Energy pada 19 April 2024, di mana terdapat inflow dari ETF sebesar USD75 juta atau sekira 150 juta saham.
"Kepemilikan ETF mengalami peningkatan sampai dengan sekira 187 juta saham pada 20 Mei 2024," imbuh Merly.
(FAY)