Patrick menyampaikan, kinerja positif GOTO sepanjang kuartal I 2024 turut ditopang oleh pertumbuhan pengguna, bisnis buy now pay later (BNPL) di e-commerce, serta percepatan integrasi dan adopsi pembayaran di TikTok.
Dari sisi pengeluaran, beban insentif dan pemasaran produk menurun 31% secara tahunan. Kemudian, beban kas rutin tetap turun 25%, serta biaya korporasi rutin yang dilaporkan, yang dapat dialokasikan kepada masing-masing segmen bisnis sesuai dengan atribusinya turun 30% mencapai Rp218 miliar.
“GoTo senantiasa menjajaki berbagai peluang untuk membuat bisnis lebih efisien agar dapat terus menghemat beban operasional,” ujar Patrick.
Lebih lanjut, setelah mencatatkan EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023, pada kuartal pertama tahun 2024, perseroan mencatatkan EBITDA yang disesuaikan sebesar -Rp102 miliar, atau -0,09% dari GTV, dengan penurunan kerugian sebesar 89%.
Hal tersebut disebabkan oleh pelaksanaan rencana peningkatan investasi untuk ekspansi bisnis Financial Technology GoTo, serta perlambatan yang disebabkan oleh kondisi musiman pada segmen On-Demand Services di bulan Januari dan Februari 2024.