IDXChannel – Saham bank-bank regional di Amerika Serikat (AS) rontok berjamaah pada penutupan Senin (13/3) seiring kekhawatiran runtuhnya sektor perbankan menyusul kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.
Menurut data Yahoo Finance pada penutupan Senin (13/3), saham First Republic Bank (FRC) memimpin ambruknya bank regional AS, yakni anjlok hingga 61,83 persen menjadi USD31,21/saham.
Menyusul FRC, saham Western Alliance Bancorporation (WAL) juga ambles 47,06 persen menjadi USD26,12/saham.
Selain kedua saham bank di atas yang merosot signifikan, saham Comerica Inc (CMA), KeyCorp (KEY), dan PacWest Bancorp (PACW) turut ikut ambles hingga lebih dari 20 persen pada penutupan Senin (13/3).
Tercatat, saham CMA terkoreksi hingga 27,67 persen. Sedangkan, saham KEY dan PACW masing-masing juga terkontraksi sebesar 27,33 persen dan 21,05 persen.
Sementara, saham Huntington Banchsares Inc (HBAN) juga turut merosot hingga 16,83 persen ke level USD11,12/saham.
Tak hanya perbankan di atas, sejumlah bank raksasa asal AS seperti Citigroup (C), Wells Fargo (WFC), hingga Bank of America Corporation (BAC) juga mengalami penurunan harga saham, walaupun di bawah 10 persen.
Yahoo Finance mencatat, saham Citigroup turun hingga 7,45 persen menjadi USD44,74/saham. Disusul oleh WFC dan BAC yang masing-masing sahamnya merosot hingga 7,13 persen dan 5,81 persen.
Ambruknya saham perbankan di AS juga turut memengaruhi turunnya indeks saham perbankan di negara tersebut.
Adapun, KBW Nasdaq Regional Banking Index (KRX) merosot hingga 7,69 persen menjadi USD94,08. Sedangkan, indeks saham perbankan AS lainnya, S&P 500 Banks Industry Group Index (SP625) juga ikut terkontraksi hingga 6,99 persen le level USD289,49.
Ambruknya bank-bank regional di AS seiring dengan kekhawatiran pelaku investor dari meluasnya dampak kolapsnya SVB hingga Signature Bank yang menyebabkan perbankan lainnya ikut kolaps.
Mengutip Reuters, Kepala Riset Bank AS KBW, Christropher McGratty mengatakan, sektor perbankan AS ambruk karena krisis kepercayaan investor setelah dua bank besar di negara tersebut kolaps dalam waktu berdekatan.
“Masalah sebenarnya bagi inudustri ini adalah adanya krisis kepercayaan para investor terhadap kegagalan bank dalam menjamin simpanan,” kata McGratty, dilansir dari Reuters, Selasa (14/3).
Sementara, terkait penyelesaian masalah krisis SVB, Presiden AS Joe Biden berjanji akan melakukan apapun yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis perbankan di negara tersebut.
Kendati demikian, penyelesaian yang ditempuh Biden tersebut belum dapat meredakan kekhawatiran publik akan potensi meluasnya keruntuhan sektor perbankan AS.
Periset: Melati Kristina
(ADF)