IDXChannel – Merger dua rintisan digital raksasa Gojek-Tokopedia melahirkan GoTo dinilai punya sisi negatif. Meski bakal memiliki kekuatan besar di bisnis digital dalam negeri, namun bisa mengulang pada kasus raksasa digital di China.
Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan, sisi negatif merger dua raksasa digital Indonesia itu ada pada sistem yang terintegrasi yang terakses hanya ke segelintir pemain sehingga riskan menciptakan oligopoli.
Hal tersebut mampu menghambat lahirnya inovasi para pemain baru dan pemain kecil yang masuk dalam bisnis ride hailling apps.
“Keduanya memiliki kekuatan yang setara yang siap mengguncangkan bisnis digital di Indonesia. Kehadiran Grup GoTo diyakini akan saingi Shopee dan lain-lain. Tapi sisi negatifnya, bisa menghambat pemain baru dan kecil untuk masuk di bisnis yang sama,” ujarnya, kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Penggabungan dua mitra ini menguntungkan dua pihak karena masing-masing memiliki data base customer yang tidak sedikit. "Tapi sisi negatifnya, juga ada pada penyebaran informasi milik customer yang dimanfaatkan GoTo serta mitra-mitranya,” ungkapnya.