sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tantangan Industri Aviasi di Balik Rencana Merger Garuda, Citilink, dan Pelita Air

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
25/08/2023 07:30 WIB
Rencana merger BUMN aviasi antara PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Citilink Indonesia, dan PT Pelita Air Service riuh terdengar di jagat maya.
Tantangan Industri Aviasi di Balik Rencana Merger Garuda, Citilink, dan Pelita Air. (Foto: MNC Media)
Tantangan Industri Aviasi di Balik Rencana Merger Garuda, Citilink, dan Pelita Air. (Foto: MNC Media)

Sebelumnya, GIAA mencatatkan kerugian pada kuartal I 2023, sebesar USD110,13 juta pada kuartal I (Januari-Maret) 2023. Nilai itu setara Rp1,61 triliun (asumsi kurs Rp14.666 per dolar AS per 5 Mei 2023).

Kerugian yang dialami GIAA sejatinya sudah berjalan bertahun-tahun. Tak berbeda jauh dengan semester I 2023, Garuda juga membukukan kerugian pada 2020 sebesar USD2,48 miliar. Tahun berikutnya, angka kerugian ini melebar menjadi USD4,16 karena dampak pandemi Covid-19 yang masih terasa. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Saat ini, total aset yang dimiliki GIAA mencapai USD 6,18 miliar dengan nilai liabilitas sebesar RpD7,82 miliar dan ekuitas minus 23,64 triliun.

Adapun rugi menahun juga membuat modal (ekuitas) GIAA menguap. Terlihat pada 2020 GIAA mengalami equitas negatif sebesar minus USD1,94 miliar. Padahal, di akhir 2019, total ekuitas GIAA masih positif sebesar USD 582,58 juta.

Pada saat yang bersamaan, pada 2020 total liabilitas GIAA malah melonjak USD 12,73 miliar. Kondisi ini menyebabkan total aset GIAA didominasi utang perusahaan.

Diketahui GIAA selama ini memiliki sejumlah anak perusahaan yang menjadi penopang bisnisnya, termasuk Citilink di dalamnya.

Sejumlah anak perusahaan GIAA di antaranya PT Aerowisata, PT Sabre Travel Network Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA), PT Aero Systems Indonesia (ASYST), PT Citilink Indonesia, PT Gapura Angkasa, dan Garuda Indonesia Holiday France.

Anak usaha GIAA, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) merupakan emiten yang juga melantai di BEI. Saham GMFI juga langsung naik 8,97 persen pada perdagangan hari ini, Kamis (24/8). Secara YTD, kinerja saham GMFI juga naik 28,79 persen.

PR Berat buat Pelita Air

Sementara PT Pelita Air Service atau biasa disingkat menjadi PAS saat ini adalah anak usaha dari Pertamina.

Perusahaan ini beroperasi sejak tahun 1963 saat Pertamina mendirikan divisi pelayanan transportasi udara yang diberi nama Pertamina Air Service.

Awalnya Pelita Air didirikan untuk mendukung mobilitas pegawai. Pada 24 Januari 1970, divisi tersebut resmi dipisah menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama PT Pelita Air Service.

Pada 2016, perusahaan ini mulai menyediakan jasa pengangkutan bahan bakar minyak (BBM) dan membentuk Strategic Business Unit (SBU) Bandara untuk mengelola bandara-bandara milik Pertamina.

Pada 2019, SBU Bandara mulai mengelola tiga bandara milik Pertamina, yakni Bandar Udara Pondok Cabe, Bandar Udara Pinang Kampai, dan Bandar Udara Warukin.

Pada 2020, perusahaan ini mulai menyediakan jasa pengangkutan kargo umum. Hingga pada 28 April 2022, perusahaan ini kembali membuka penerbangan komersil dengan rute, Jakarta-Denpasar dengan menggunakan pesawat jenis Airbus A320-214.

Dua bulan kemudian, tepatnya Juni 2022, perusahaan ini kembali membuka rute penerbangan komersil dari Jakarta ke Yogyakarta dengan menggunakan jenis pesawat yang sama.

Secara kinerja keuangan, Pelita Air memang jauh lebih prima ketimbang GIAA karena sering tersandung prahara keuangan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang terakhir dirilis pada 2021, Pelita Air membukukan pendapatan USD52,06 jutaa dengan beban pokok mencapai USD44,07 juta. Dari jumlah ini, Pelita Air masih mengantongi laba bersih tahun berjalan sebesar USD2,15 juta. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Namun, maskapai carter ini akan menghadapi tantangan berat ketika harus membantu GIAA dalam meningkatkan performa keuangannya, baik dari segi permodalan, armada, SDM, maupun organisasi.

Sehingga merger ini akan menjadi PR berat bagi Pelita Air jika memang benar-benar terealisasi. (ADF)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement