Perusahaan juga mulai mengalihkan fokus ke bisnis non-seluler, termasuk layanan B2B dan proyek kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
Niko menilai, salah satu inisiatif strategis ISAT adalah pencatatan pendapatan baru dari kontrak AI senilai USD30 juta per tahun.
“Ini menggunakan unit GPU H100 mulai kuartal II-2025, dengan potensi akuisisi GPU Blackwell GB200 untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat,” tutur Niko.
Dari sisi fundamental, ISAT mencatatkan pendapatan sebesar Rp55,9 triliun di 2024, tumbuh 9,1 persen, dibanding tahun sebelumnya. EBITDA perusahaan juga naik 10,2 persen menjadi Rp26,4 triliun.
Niko menyoroti ada peningkatan belanja operasional akibat ekspansi layanan dan penguatan infrastruktur tetap menjadi tantangan utama dalam mempertahankan profitabilitas.
Target Saham ISAT
Dengan target harga Rp3.200, BRIDS menilai saham ISAT menawarkan potensi kenaikan lebih dari 50 persen. Hingga Selasa (11/2), saham ISAT turun 10,94 persen ke Rp1.710 per saham.
BRIDS menyoroti ISAT juga telah mengadopsi kebijakan dividen baru dengan target payout ratio sebesar 70 persen dari laba tahun berjalan, yang akan mulai diterapkan pada pembagian dividen 2026.
Analis memproyeksikan dividen yield ISAT mencapai 6,7 persen di 2025, dan meningkat menjadi 7,5 persen di 2026.
“Kami mempertahankan peringkat BUY kami pada prospek pertumbuhan ISAT yang menarik. Risiko utamanya tetap pada persaingan yang terus berlanjut, konsumsi yang lemah, dan biaya spektrum yang tinggi,” kata Niko
(Fiki Ariyanti)