"Pertama, adanya penyesuaian persediaan (inventory adjustment) di Vietnam, Thailand dan Filipina; kedua, pergantian nama distributor di Thailand (one-off); dan ketiga pelemahan kondisi ekonomi di beberapa negara ASEAN," ujarnya.
Manajemen percaya kinerja ekspor perseroan akan pulih bertahap pada kuartal II-2024. Dari sisi domestik, pertumbuhan akan didorong oleh volume pasca mulai beroperasinya pabrik wafer di Balaraja (opening 3 line) yang saat ini menambah kapasitas produksi sebesar 3% (2024 naik 10%).
Andhika masih merekomendasikan saham MYOR BUY, namun menurunkan target harga ke Rp3.200.
"Kami melihat optimisme outlook perseroan terkait pemulihan kinerja ekspor yang sempat turun dikarenakan faktor teknis, namun patut diketahui ketika bahan baku perseroan mengalami kenaikan, maka antisipasi dari MYOR akan berdampak kepada daya beli masyarakat karena produk FMCG sangat sensitif terhadap harga," jelasnya.