Akuisisi ini memungkinkan FILM untuk menyebarluaskan konten mereka melalui TV, memperluas jangkauan penonton, dan meningkatkan pangsa pasar NETV yang saat ini hanya 1,5 persen.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, Jumat (13/9/2024), langkah ini memberikan keuntungan strategis, membuka peluang untuk ekspansi ke platform OTT milik FILM, yang bisa memperluas audiens dan meningkatkan pendapatan di masa depan.
"Dengan potensi positif dari akuisisi ini, kami merekomendasikan untuk membeli saham FILM dengan target harga baru Rp7.000, yang mencerminkan potensi pendapatan FTA FY25F sebesar Rp332 miliar dan margin EBITDA yang menguntungkan," tulis Samuel Sekuritas.
Target harga ini belum memasukkan potensi keberhasilan FILM dalam memasuki OTT, jadi masih ada peluang kenaikan lebih lanjut.
Adapun saham FILM memerah dalam sepekan atau sudah turun 12,77 persen. Namun secara year to date masih tumbuh 1,77 persen. Pada Jumat (13/9/2024), saham FILM turun 5,84 persen ke harga Rp4.030 dengan nilai transaksi Rp36,33 miliar.
(DESI ANGRIANI)