Per 31 Desember 2024, posisi kas Teguk hanya Rp2 miliar, turun jauh dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp35 miliar. Persediaan juga turun tajam tersisa Rp1 miliar dari Rp24 miliar akibat penurunan nilai stok barang. Uang muka bahan baku anjlok menjadi Rp3 miliar dari Rp21 miliar.
Liabilitas TGUK melesat 66 persen akibat kenaikan utang usaha menjadi Rp37 miliar. Ekuitas merosot 46 persen menjadi Rp96 miliar efek dari kerugian. Imbasnya, saldo laba juga berbalik defisit Rp57 miliar padahal di 2023 masih positif Rp25 miliar.
(Rahmat Fiansyah)