Pada 2024, pemilik gerai minuman Teguk itu mencatat pendapatan Rp71 miliar. Dari sisi bottom line, perseroan mengalami rugi bersih Rp82 miliar.
Dalam agenda kedua, para pemegang saham sepakat untuk tidak membagikan dividen. Hal ini sehubungan dengan kerugian yang dialami perusahaan pada tahun lalu.
Untuk agenda ketiga, TGUK juga melaporkan penggunaan dana IPO per 31 Desember 2024 yang hampir habis. Perseroan memperoleh dana IPO Rp117,8 miliar dan saat ini tersisa Rp1,7 miliar. Agenda ketiga hanya bersifat pelaporan, sehingga tidak membutuhkan persetujuan investor.
Agenda terakhir, pemegang saham menyetujui pelimpahan wewenang RUPS kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit Laporan Keuangan tahun buku 2025, termasuk menetapkan honorarium untuk KAP.
(Rahmat Fiansyah)