sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tekanan Berlanjut di Saham Bank Besar, Apa yang Terjadi?

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
02/07/2025 09:57 WIB
Saham-saham bank besar kembali tertekan pada Selasa (2/7/2025), melanjutkan tren pelemahan sejak awal Juni lalu.
Tekanan Berlanjut di Saham Bank Besar, Apa yang Terjadi? (Foto: Freepik)
Tekanan Berlanjut di Saham Bank Besar, Apa yang Terjadi? (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham-saham bank besar kembali tertekan pada Selasa (2/7/2025), melanjutkan tren pelemahan sejak awal Juni lalu.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.47 WIB, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melemah 0,57 persen ke level Rp8.650 per unit. Dalam sebulan terakhir, saham bank Grup Djarum ini terkoreksi 5,22 persen.

Saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terdepresiasi 0,27 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun 0,21 persen. Dalam sepekan, BBRI minus 2,13 persen dan BMRI tergerus 2,66 persen.

Sementara, saham bank pelat merah lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menguat 0,25 persen hari ini. Namun, seperti BBRI dan BMRI, saham BBNI melemah 1,95 persen dalam sepekan belakangan.

Sebelumnya, Nomura memperkirakan kinerja perbankan Indonesia lesu pada paruh pertama 2025, seiring lemahnya permintaan kredit dan ketatnya likuiditas, meskipun ada potensi pelonggaran dari jatuh tempo instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dalam riset terbarunya, Nomura, dikutip Dow Jones Newswires, Senin (23/6/2025) lalu, menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit tahunan untuk periode 2025 hingga 2027 sebesar 1 persen menjadi hanya 4 persen. Dengan revisi ini, estimasi pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) selama tiga tahun ke depan dipangkas menjadi 8 persen dari sebelumnya 9 persen.

Kondisi likuiditas diperkirakan tetap menantang, tercermin dari pertumbuhan uang beredar (M2) yang stagnan di kisaran 5 persen, serta rasio kredit terhadap simpanan (LDR) yang tinggi, sekitar 91 persen.

Meski belanja pemerintah diperkirakan mendorong pemulihan kinerja perbankan pada semester kedua, secara keseluruhan pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini dinilai akan tetap di bawah 10 persen.

Analis Nomura, Tushar Mohata, mencatat bahwa berdasarkan laporan keuangan bank per Mei year-to-date (YtD) 2025, permintaan kredit masih lemah. Selain itu, likuiditas masih ketat dan biaya kredit (credit cost) diproyeksikan tetap tinggi.

Sebagai konsekuensinya, Nomura memangkas proyeksi laba gabungan bank-bank yang masuk dalam cakupan risetnya sebesar 3 persen untuk 2025, 6 persen untuk 2026, dan 9 persen untuk 2027. Target harga saham untuk Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Bank Syariah Indonesia (BRIS), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) juga direvisi turun.

Meski demikian, Nomura tetap mempertahankan rekomendasi buy untuk seluruh emiten perbankan besar tersebut, termasuk Bank Rakyat Indonesia (BBRI), yang target harganya tidak mengalami perubahan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement