sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tekanan Jual Masih Bayangi IHSG, Peluang Rebound Tetap Terbuka

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
04/06/2025 09:33 WIB
Pada perdagangan Rabu (4/6/2025) tekanan jual ekstrem diproyeksi masih akan membayangi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Tekanan Jual Masih Bayangi IHSG, Peluang Rebound Tetap Terbuka. (Foto iNews Media Group)
Tekanan Jual Masih Bayangi IHSG, Peluang Rebound Tetap Terbuka. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Pada perdagangan Rabu (4/6/2025) tekanan jual ekstrem diproyeksi masih akan membayangi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Namun peluang IHSG rebound tetap terbuka dengan support di level 6.955-6.947, resisten di level 7.085 dan level kritis di angka 6.940,” tulis Mirae Asset Sekuritas dalam risetnya pada Rabu (4/6/2025).

IHSG mengalami penurunan seiring aksi jual saham Indonesia oleh investor asing selama dua hari berturut-turut. Kemarin (3/6/2025), IHSG turun sebesar 0,3 persen ke level 7.044,8, dengan investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp736,2 miliar.

Beberapa saham berkapitalisasi besar seperti BBCA, BMRI, dan ASII juga mengalami penurunan selama dua hari berturut-turut. 

Sementara itu, nilai tukar rupiah tetap relatif stabil di bawah level Rp16.300 sejak pekan lalu, dan imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun bertahan di bawah 6,9 persen dalam beberapa minggu terakhir. Faktor utama yang menopang stabilitas rupiah adalah sentimen global yang mendorong pelemahan Indeks Dolar AS (DXY) seiring prospek ekonomi AS yang terus memburuk.

Di sisi lain, OECD menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS, kini hanya memperkirakan pertumbuhan 1,6 persen pada 2025 dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 2,2 persen. OECD juga memperkirakan perlambatan lebih lanjut, dengan pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan hanya 1,5 persen pada 2026. 

Organisasi tersebut juga memangkas proyeksi pertumbuhan global menjadi 2,9 persen untuk 2025 dan 2026, turun dari perkiraan sebelumnya masing-masing 3,1 persen dan 3,0 persen. Revisi ke bawah ini tidak terlalu mengejutkan mengingat perkembangan ekonomi global saat ini. 

“Alasan utama penurunan proyeksi adalah eskalasi tarif, ketegangan perdagangan, dan ketidakpastian kebijakan yang masih berlangsung. Ketidakpastian ini diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia,” tulis riset tersebut.

Sejumlah saham yang direkomendasikan yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement